Selasa, 16 Juli 2019

Petani Lemas Karena Harga Garam di Jepara Terjun Bebas

Berita Terbaik - Petani garam Jawa Tengah mengeluhkan harga yang terus merosot. Setiap kilogram garam hanya dihargai Rp300 sampai Rp400. Kondisi ini  ditengarai karena masuknya garam impor sehingga stok petani melimpah.
Seorang petani garam Masrukhan (57)  mengatakan semenjak 2018, harga komoditi ini terus menurun.
"Di 2018 awal sempat mencapai Rp100.000 per tombong (wadah garam dari anyaman bambu, isi 80-100 kilogram). Lalu turun sampai Rp75 ribu, sampai kini terjun jadi Rp30 ribu sampai Rp35 ribu per tombong. Ya kalau setombong itu isi 80 kilogram, dibagi saja dengan harganya. Jadi ya perkilogram sekitar Rp375," ujarnya.
Petani garam Kecamatan Kedung mulai panen 25 Juni 2019. Panen biasanya mencapai puncak pada akhir Agustus hingga September.
Alhasil, semangat para petani menggarap lahan garam pun turun. Hal itu juga berpengaruh pada kualitas garam yang dihasilkan.
"Kalau terus menerus begini, harganya ya terus anjlok. Mungkin pas puncak-puncaknya panen di bulan September, harganya hanya Rp150 sampai Rp250, perkilogram. Mungkin karena impor yang sudah terlanjur turun. Produk kita kan juga diserap oleh perusahaan, baik di Jawa maupun di luar Jawa," tuturnya.
"La wong hasil garamnya putih bersih dengan tidak, harganya sama (Rp375, perkilogram). Ngapain kita petani susah-susah membersihkan saluran air, menyaring kotoran dan sebagainya," Masrukhan menambahkan.
Hal serupa diakui oleh Noor Ikhsan. Ia mengaku seiring turunnya harga garam, semangat menggarap lahan juga merosot. Namun apa daya, hanya pekerjaan itulah yang dimiliki.
"Males sih sebenarnya. Tapi bagaimana, daripada nganggur," kata warga Desa Sowan Lor, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.
Petani garam Sutamar (65) berharap harga garam dapat sedikit terangkat. Paling tidak, harga per tombong bisa mencapai Rp75 ribu hingga Rp80 ribu sehingga tenaga dan modal dari petani garam bisa sedikit dihargai.
Untuk saat ini, ia mengaku belum melepas garam yang dipanen. Lantaran, ia tidak setuju dengan harga yang dinilainya terlalu murah.
"Kalau sekarang saya belum jual, harganya masih tiga puluh ribu rupiah pertombong sih. Sementara masih saya simpan di gudang. Menunggu harganya stabil," kata dia. []


Sumber : Akurat.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar